Sebagai pembuka tulisan ini, Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Annisa Joenoes yang telah mendorong saya untuk ikut Jajal Geotrek IV ini, dan kepada Pak Budi Brahmantyo yang membuat saya tertarik untuk mengikuti Wisata Cekungan Bandung ini. Sebenarnya, dari bulan lalu, saya tidak sabar menunggu datangnya weekend kali ini. karena banyak acara yang membuat saya benar-benar menunggu kedatangan weekend ini. salah satunya adalah Farewell tour nya Copeland..
Beberapa minggu setelah itu, saya dihubungi oleh Annisa untuk mengikuti program Jajal Geotrek, dan ternyata ini sudah jajal geotrek keempat. sebenarnya, jajal geotrek IV ini adalah Geotrek VII menurut buku Pak Bachtiar dan Pak Budi dalam Wisata cekungan Bandung. Saya merasa tertarik karena ini geotrek ini menyusuri sungai Ci tarum yang terkenal kotor dan bau. Nah, track tersebut menyusuri Sungai Ci Tarum Purba, di mana airnya masih bersih.
Pada awalnya saya tidak berminat mengikuti keduanya, Copeland maupun Jajal Geotrek. Tapi, saya didesak terus sehingga menjatuhkan pilihan untuk mengikuti Jajal Geotrek. Hasilnya? Sangat Memuaskan!
Kemarin, tepatnya tanggal 8 Mei 2010, pukul 6 pagi, Ayah saya dan saya sendiri berangkat dari rumah untuk berkumpul di depan kampus pukul 6.30 pagi. Setelah briefing dan perkenalan, akhirnya kami berangkat dari depan kampus ITB ke Sanghyang Tikoro, gua purba, tempat sungai Ci Tarum mengalir. Di sini, baunya sangat menyengat walaupun airnya bersih. Sayang saya tidak berminat mengambil gambarnya. ahaha, maklum, ketika di lapangan, apalagi saya tahu jalannya masih panjang, saya cenderung menyimpan kamera di tas saja -- jiwa dokumentasinya masih kurang kali ya,.. :D tapi saya sempat mengambil gambar dua pipa besar yang mengalirkan air ke turbin untuk PLTA Saguling di bawahnya
setelah itu, kami mulai berjalan menuju Sanghyang Poek... ini nih penampakan dari luarnya...
Di dalamnya terdapat stalaktit yang masih berumur muda, karena berbeda dengan di jatijajar, yang sebelumnya pernah saya kunjungi.
Setelah dari sangyang poek, kami mulai menelusuri sungai CItarum purba yang penuh dengan batuan pasir dan batuan gamping.. (anak geologi, correct me if i'm wrong) banyak pot holes seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini
ini sesaat setelah kami keluar dari sanghyang poek, sebenarnya orang-orang yang telah jalan duluan berhenti untuk menunggu rombongan, dan berhentinya di posis ini, di mana ini adalah gambar sungai CItarum yang menuju Sanghyang Tikoro.
dan ini adalah gambar menuju Leuwi Gobang dan Leuwi Malang yang merupakan tujuan berikutnya...
sayangnya hujan turun, sehingga penjelasan untuk leuwi gobang tidak dapat dilakukan, beruntung sekali punya Ayah seorang alumni Teknik Geologi ITB, saya sempat diceritakan betapa bagusnya laipsan batuan tersebut. memang, terlihat batuan yang halus dan kasar potongannya pada satu batuan besar yang letaknya horizontal. sayang gambarnya ada di kamera yang isinya roll film, jadi tidak bisa langsung saya sertakan di sini.
Setelah makan siang, hujan tidak berhenti, sehingga tujuan terakhir dari jajal geotrek ini tidak dapat dilanjutkan. Masih ada Sanghyang Heleut. dapat terlihat di flyer yang telah diberikan sebelumnya, sanghyang heleut terlihat sangat bagus untuk kawasan foto memoto.. hahaha.. sayang euy, mudah-mudahan kuliah lapangan Geologi Cekungan Bandung akan jalan ke sini. Karena saya ingin sekali melihat daerah ini :)
oh ya, blog ini saya akhiri dengan foto saya bersama batu kapur yang saya rasa tempat yang saya duduki adalah pot holenya, tapi bagi saya, bentuknya seperti singgasana nih :) Dan disinilah saya membuat sebuah video ucapan nikahan untuk teman seangkatan saya yang akan nikah bulan ini :D