Aku gak nyangka, ketika duduk berdua dengan ibu, kami akan membahas Opa. Opa = kakek, atau ayah dari ibu.
Ah,, aku cuma bisa menahan air mata ini keluar ketika menyebut 'Opa'. Aku gak nyangka akan serindu ini sama sosoknya beliau.
Beberapa dari kalian mungkin tidak ingin bertemu dengan kakek dan nenek. Walaupun kadang mereka baik, ngasih uang jajan, yah.. barang seribu saja, untuk beli permen, tapi kalian telah diberi uang jajan oleh beliau. Tapi bagian yang paling kamu hindari adalah disuruh salim atau salaman sama kakek dan nenek, lalu mencium pipi mereka. Kadang, seperti anak-anak yang lain, aku juga agak menghindari kontak ini. Kadang cara menciumnya juga 'bernafsu'. Bukan nafsu apa2, tapi kadang 'ludah'nya sukak nempel di pipi. Anehnya, justru hal itu yang aku rindukan. Rasa was2 ketika menemui Opa, rasa was2 akan dicium dan beliau akan menghadiahi kita dengan 'ludah' yang nempel di pipi.
Dulu, ketika aku menginap di rumah beliau dan salah satu kakak dari ibuku, beliau menakut2i aku dan adikku dengan bercerita horor. Beliau mencontohkan gerak gerik 'orang' yang akan turun dari tangga dengan badan membungkuk, tangan melipat di depannya, dan mata yang mengerikan. Ya, sampai sekarang aku masih mengingat caranya mencontohkan gerak dari 'orang' itu. Opa, aku kangen.. ):
Beliau selalu duduk di kursi meja makan yang letaknya paling dekat ke tivi. Mungkin agar ketika beliau nonton, tidak akan ada orang yang menghalangi daerah pandangannya. Padahal, tepat di sebelah kursi tersebut, adalah pintu menuju dapur. Kursi itu seakan menjadi tahtanya, jadi, ketika kita duduk di tempat tersebut dan beliau keluar dari kamarnya di bagian belakang rumah, otomatis orang yang duduk di 'tahta'nya akan berpindah ke kursi lain. Ya, aku selalu melakukan itu juga. Kadang, aku coba untuk tidak berpindah tempat, sampai Ua'--kakaknya ibuku yang tinggal dan hidup bersama Opa sampai pada akhirnya berada di rumah yang sama ketika beliau meninggal--menegurku dan menyuruhku berpindah tempat. Aku ingat sekali ketika beliau mengatakan, "Nggak papa lah, biar dia duduk di situ..".. --i'm actually holding my tears now..-- Aku kangen Opa..
Aku ingat lebaran ketika aku duduk di bangku SMU, aku datang menemui beliau, memakai kerudung untuk membuat Ua' dan Opa ku linglung. Aku ingat beliau menatapku sambil memeluk, "cucu opa cantik.." Aku bisa melihat beliau sangat bahagia melihatku memakai kerudung... Ya, cara memakai kerudungku waktu itu sama dengan caraku memakainya saat ini. Aku suka caranya membuatku bahagia. Dan saat itu, tekadku untuk memakai kerudung semakin besar, walaupun dari keluarga ayahku, aku kembali diberi pilihan untuk menahan keinginanku memakai kerudung, karena aku tau, aku masih remaja dan masih labil akan pilihan, apalagi memakai kerudung adalah keputusan yang memiliki tanggung jawab dalam tingkat berbeda dari biasanya, bukan begitu?
Beberapa kali aku datang ke sana, aku selalu disanjung dengan pujian beliau ketika mengatakan, betapa cantiknya aku. Aku senang ketika beliau menyebutku cantik, seakan bukan basa basi. Kadang, aku merasa kalau beliau hanya basa basi saja, beliau juga sering mengatakan betapa cantiknya ibuku. Tapi, aku selalu senang ketika beliau berbasa basi, seakan dari hati. Sekarang, aku sangat kangen denganmu, Opa..
Ketika aku menerima kabar kalau aku diterima kuliah di ITB, beberapa kali aku menginap di tempat beliau dan Ua' ku.. Ibuku sangat sibuk ketika ingin membuatkanku lemari. Aku sudah beberapa kali menolaknya. Sampai pada akhirnya, lemarinya selesai dengan terburu2.. Sehingga hasilnya sangat tidak memuaskan. Apa yang akan kau rasakan? Ketika kau tidak menginginkan sesuatu, tetapi dipaksa oleh orang tuamu. Dan ketika barang tersebut selesai dibuat, ternyata hasilnya tidak memuaskan?! Aku sangat kesal melihatnya. Aku memperlakukan lemari itu bak barang rongsok. Tapi, baru kuketahui, ternyata lemari itu adalah lemari yang dihadiahkan Opa untukku. Rghhhh.. Opa.. maafkan aku...
Ketika menduduki bangku perkuliahan, beberapa kali aku mampir ke rumah beliau. Kadang aku datang tanpa membawa apa2, jadi suka disindir secara bercanda oleh Ua aku karena datang dengan tangan hampa. Opa selalu bilang, "Udahlah, udah mending si kunyuk dateng ke rumah..".. Aku kangen dengan panggilan itu. Si Kunyuk. mukanya selalu sumringah ketika menyebutnya. Sebutan itu adalah panggilan untuk cucu2nya. Banyak loh cucu2nya. jangan salah.. Beliau memiliki 10 anak, sedangkan ibuku adalah anak ke 9 nya. :)
Beberapa tahun terakhir, penyakitnya semakin parah.. Kadang, ketika aku berkunjung ke tempatnya, aku berdoa, "Ya Allah, jangan biarkan Beliau diberi penderitaan yang berat, kasian..".. Beliau selalu duduk di tahtanya dengan ngemut gula batu, karena katanya sih, permen terlalu manis, sedangkan gula batu sudah cukup untuk cemilan beliau saat itu.
Aku ingat ketika sakitnya sudah mulai parah, dia butuh oksigen. Kata semua anaknya, termasuk ibuku, udara di Bandung sudah tidak bersahabat dengannya, terlalu lembab. Kalau di Jakarta, mungkin lebih cocok, karena asma yang dideritanya tidak pernah kambuh ketika berada di jakarta. Jadi, semua sibuk merencanakan untuk memindahkan tempat tinggalnya di Jakarta. Opa, aku tau aku jahat, tapi aku terus berharap penderitaanmu berhenti sampai di situ..
13 April 2007.. Beberapa hari sebelumnya, aku sudah diingatkan ibuku untuk menghubungi beliau. Karena hari itu adalah hari ulangtahunnya. Ya, beliau berulang tahun untuk yang ke 94 kalinya. Sepuh. Beliau sudah memiliki 4 atau 6 cicit, aku tidak tau pasti. Karena ada beberapa keluarga yang sudah tidak pernah tau kabarnya lagi. Aku sempat menelponnya, mengucapkan selamat ulang tahun, aku ingat menelponnya, sudah telat, aku berjanji padanya akan datang dan meramaikan rumahnya dengan suara tawaku. Aku masih ingat itu. Aku mengucapkan selamat ulang tahun padanya telat, dan berjanji akan mengunjunginya.
17 April 2007 (aku lupa, ketika tanggal berapa aku ketinggalan pelajaran komputasi, ya.. kayaknya selasa, ya? hehe)... Paginya, aku diguncang perasaan gak enak, aku ingin sekali memakai kerudung, saat itu aku berpikir, "kalo aku undur2 terus, akhirnya bisa aja aku meninggal tanpa memakai kerudung ini.." Ya, aku sudah berpikir untuk memakainya sejak 2 SMP, ketika aku berjanji akan memakainya waktu akan naik ke bangku SMU. Jadi, setelah aku meninggalkan kelas Komputasi Geosains(maksutnya meninggalkan = skip = gak masuk kelas), aku datang ke kampus memakai Kerudung, dan secara resmi, aku memakai kerudung hari itu.. Hari itu juga, aku bermaksud mampir ke rumah Opa, karena aku belum mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung padanya. Sekalian, kan.. :) aku mau menunjukkan keadaanku sekarang yang sudah make kerudung.. :)
18 April 2007.. Aku bertekad, aku ingin ke tempat Opa, biasa.. sifat malas2ku muncul lagi. Selalu mengundur2kan waktu, di'nanti2' aja..
19 April 2007... Aku belum bangun, tapi aku dibangunkan oleh telepon. Aneh, kayaknya tadi aku udah matiin alarm. Ini bukan alarm.. ini telepon.. Ada telepon masuk. Aku kaget ketika mendengar suara saudaraku yang berbicara di ujung telepon yang lain.. Suaranya memelas.. "Tara...(nadanya sangat unik, suara saudaraku).. Opa meninggal tadi pagi.." Pikiranku seakan tak percaya akan apa yang aku dengar saat itu juga. Aku terdiam dan panik, "BOHONG! APA NI?!!! BOHONG KAN?" aku masih berpikir kalau dia bercanda.. karena, jujur saja, selera bercanda dari bapaknya kadang keterlaluan. Aku pernah dengar bapaknya berdoa kalau Opa mati aja.. Ya, walaupun bercanda, kadang jahat juga mikirnya.. tapi aku ingat saat itu kita tertawa. Tapi, saat ini aku hanya bisa terdiam, mendengarnya mengulangi perkataannya. Aku tidak percaya. Ketika telepon mati, Ibuku menelpon, dan ketika aku mendengar pecahnya tangisan ibuku, aku baru mempercayai, kalau Opa memang sudah meninggal.. Aku tidak bisa memikirkan kuliah hari itu. Aku langsung mandi dan naik angkot menuju rumahnya. Aku ingat melihat Ua yang tinggal bersama beliau sudah nangis tak karuan. Aku memeluknya dan tidak berani melihat ke arah tubuh beliau tergeletak tak bernyawa di tengah ruangan. SEDIH, SAKIT, LEGA, SESAL.. semua bercampur.. Aku bahkan belum mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Aku bahkan belum mencium pipinya, mengucapkan selamat ulang tahun!!!!!!!!!!!!!!! SEKARANG AKU SUDAH MELIHAT TUBUHNYA TERGELETAK DI TENGAH RUANGAN TANPA NYAWA?!!!!!!! APA2AN INI?!!!!!!!!! AKU LEGA BELIAU TIDAK AKAN MERASAKAN SAKIT LAGI, TAPI MENGAPA HARI INI!???!!!!!!!!!!!!!!!
Beberapa kali aku melihat tubuhnya tergeletak di tengah ruangan...TANPA NYAWA... kadang, aku melirik sambil berkhayal, akankah beliau bangun dan seperti dulu lagi, menirukan gaya orang jalan tertatih2 seperti yang ada di cerita horornya, lalu tertawa melihat mukaku dan muka cucu2nya ketakutan? Opa.. Aku masih gak percaya.... kau sudah tidak bernyawa.. Maaf opa, aku tidak bisa mengantarmu ke Makam, sudah cukup aku melihatmu dimandikan. Sudah cukup aku melihat mukamu ditutup kain putih yang tembus pandang itu. Sudah cukup aku... merasakan rasa tidak percaya bahwa kau sudah tidak bernyawa. Kalau beliau sudah tidak bernyawa lagi, berarti siapa tubuh yang ada di tengah ruangan ini? Aku rasa ini bukan kau lagi, Opa.. Opa bukan tubuh itu lagi!!! OPPPAAAAAAAA.. :(
Aku kangen Opa, dan semua yang Opa lakukan. Ngutak-atik barang rongsokan, barang elektronik yang udah rusak, dibetulin lagi..
You know, you don't know what you got 'till it's gone.. He's Gone now..
makanya, sejelek apapun sifatnya Eyang yang dari Ayah ini, beliau pasti akan dapat apa yang tidak dapat Opa dan Oma (eyang dari Ibu) rasakan.. Beliau akan kuberikan perhatian dari seorang cucu.. Seperti kasih sayang yang seharusnya cucu berikan kepada Kakek dan neneknya.. Maaf Opa, aku hanya bisa mendoakanmu yang sudah bersama Oma saat ini. Haha, ntah kenapa aku suka membayangkan apa yang Opa rasakan saat ini.. Opa dan Oma selalu terlihat adem berdua,, gak kayak Eyang kakung dan Eyang putri saat ini.. Hiihhihihiihihi.. well, that's another story. :)
:* a kiss goodnight for my Opa and Oma there, in Heaven.. (: