I actually can't describe how i really feel, cause deep inside i know i really want it,while in the other hand, i was stuck with what's in front of me..Am i really going through to this for real, or is it just what i thought i will be..?
Sepertinya karma memang berlaku,, disaat aku memulai untuk memutuskan untuk kembali bermain di halamannya, aku kembali diberi tembok panjang dan kurasa sangat tebal dan tak berujung untuk mencapainya. Susah juga ya.. Ya udah, katanya, jalan aja sampe ke ujung, mana tau kau akan kembali menemukan jalan masuknya.. Selama perjalanan, aku hanya bisa melihat tembok yang kayaknya makin lama makin jauh, dan perjalanan gak berakhir.. Di sudut pandangan, aku ngeliat ada jalan lain, mungkinkah aku harus terus menerus mencari pintu masuk melewati tembok tinggi dan panjang itu --yang aku tau, pasti, PASTI ada jalan masuknya-- atau kembali mencari jalan yang lebih gampang..? Tapi belum pasti apa yang ada di halaman rumahnya,,
Kenapa aku sangat percaya untuk memasuki tembok tersebut? Karena aku sudah pernah berada di dalamnya. Walaupun hanya sebentar dan meremehkannya, tidak menghargainya, lalu meninggalkannya terbuka begitu saja. Merasa tidak membutuhkannya dikemudian hari.. Tapi sepertinya aku kemakan kata2 sendiri..aku kembali merindukan tempat perlindungan itu. Atau aku hanya ingin kembali bermain di dalamnya? Aku masih belum tau secara pasti.. Tetapi, setiap kali aku meliriknya, selalu terpikir kalau aku akan menemukan tempat yang pas untuk berlindung. Mungkin karena saat ini aku memutuskan untuk tidak bermain ke halaman yang lain,,tapi apa itu berarti di halaman dengan tembok panjang tinggi dan lebar itu aku akan membuat rumah di dalamnya? Berkembang, memberi bunga2 yang cantik dan sebagainya? Apa aku akan merawatnya, memperbaiki bagian2 yang berrawa, dan membenahinya? Menerima segala kekurangan dan membuatnya menjadi lebih enak didiami? --Untuk saat ini tak bisa kujawab,, karena kembali ke atas tadi, aku sedang bingung untuk membaut keputusan disaat2 seperti ini.. :)
Sepertinya karma memang berlaku,, disaat aku memulai untuk memutuskan untuk kembali bermain di halamannya, aku kembali diberi tembok panjang dan kurasa sangat tebal dan tak berujung untuk mencapainya. Susah juga ya.. Ya udah, katanya, jalan aja sampe ke ujung, mana tau kau akan kembali menemukan jalan masuknya.. Selama perjalanan, aku hanya bisa melihat tembok yang kayaknya makin lama makin jauh, dan perjalanan gak berakhir.. Di sudut pandangan, aku ngeliat ada jalan lain, mungkinkah aku harus terus menerus mencari pintu masuk melewati tembok tinggi dan panjang itu --yang aku tau, pasti, PASTI ada jalan masuknya-- atau kembali mencari jalan yang lebih gampang..? Tapi belum pasti apa yang ada di halaman rumahnya,,
Kenapa aku sangat percaya untuk memasuki tembok tersebut? Karena aku sudah pernah berada di dalamnya. Walaupun hanya sebentar dan meremehkannya, tidak menghargainya, lalu meninggalkannya terbuka begitu saja. Merasa tidak membutuhkannya dikemudian hari.. Tapi sepertinya aku kemakan kata2 sendiri..aku kembali merindukan tempat perlindungan itu. Atau aku hanya ingin kembali bermain di dalamnya? Aku masih belum tau secara pasti.. Tetapi, setiap kali aku meliriknya, selalu terpikir kalau aku akan menemukan tempat yang pas untuk berlindung. Mungkin karena saat ini aku memutuskan untuk tidak bermain ke halaman yang lain,,tapi apa itu berarti di halaman dengan tembok panjang tinggi dan lebar itu aku akan membuat rumah di dalamnya? Berkembang, memberi bunga2 yang cantik dan sebagainya? Apa aku akan merawatnya, memperbaiki bagian2 yang berrawa, dan membenahinya? Menerima segala kekurangan dan membuatnya menjadi lebih enak didiami? --Untuk saat ini tak bisa kujawab,, karena kembali ke atas tadi, aku sedang bingung untuk membaut keputusan disaat2 seperti ini.. :)
0 comments:
Post a Comment